Tugas!

1. Coba pelajari dan amati terkait Materi Unsur kondisi fisik kekuatan lalu praktekan sesuai petunjuk pelaksanaan tes kekuatan dibawah ini masing2 mahasiswa per kelompok bergantian, catat skor dan klasifikasi yang didapat di kertas HVS. 




     Kekuatan merupakan komponen yang paling mendasar dan sangt penting dalam olahraga. Karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, berperan untuk mencegah cedera, dan merupakan komponen dasar bagi komponen kondisi fisik lainnya. Kekuatan adalah kemampuan otot-otot tubuh untuk mengatasi beban selama aktifitas berlangsung.
     Lutan dkk (2000:66) mengemukakan bahwa kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Kekuatan otot merupakan kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera. Kekuatan juga bisa menjadikan atlet bisa lari lebih cepat, melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul, menendang lebih keras dan lain-lain.
     Definisi dari kekuatan akan dijelaskan dari sudut pandang disiplin ilmu kepelatihan, maka penulis mengutip pendapat Bompa (1999:318) mengatakan bahwa “Strength is the ability to apply force.” Secara fisiologis kekuatan merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Senada dengan pendapat Harsono (2015) menyatakan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan.
     Lebih lanjut Harsono (2015) mengatakan bahwa “Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena: (1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas, (2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera, dan (3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik.
     Dengan diuraikannya definisi dari kekuatan di atas, maka untuk mengukur kemampuan kekuatan seseorang perlu menggunakan suatu instrumen yang baku yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi, sehingga dari instrumen tersebut dapat diperoleh suatu data yang mengambarkan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang. Untuk meningkatkan komponen kekuatan dapat melakukan latihan bench press, dumble curl. dll.
1.    Macam-Macam Instrumen Kekuatan
a.    Pull And Push Dynamometer Test
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kekuatan otot lengan yang dimiliki oleh seseorang, dengan menggunakan alat pull and push dynamometer. Tes ini memiliki tingkat validitas sebesar 0,80 dan reliabilitas sebesar 0,89. (Johnson & Nelson, 1986). Untuk melaksanakan tes ini, diperlukan beberapa tata cara, di antaranya adalah:
1)   Alat Perlengkapan.
§  Ruangan/Lapangan.
§  Pull and push dynamometer.
§  Peluit.
§  Alat tulis.
2)   Pelaksanaan Tes
§  Testee melakukan stretching terlebih dahulu sebelum tes dimulai. Setelah aba-aba “ya”, testee berdiri tegak dengan kedua tungkai sedikit terbuka selebar bahu. Kemudian pull and push dynamometer dipegang dengan kedua tangan didepan dada, tarik alat tersebut sekeras mngkin atau bisa juga dengan cara di dorong.
§  Alat pull and push dynamometer tidak boleh menempel di dada.
§  Testee diberikan 3 kali kesempatan.
3)   Penskoran
·      Penskoran dilakukan dengan cara, skor yang diambil adalah skor yang terbaik dari 3 kali kesempatan. Perhatikan Gambar 5.1
 





Gambar 5.1. Pull and Push Dynamometer

4)   Norma Penskoran
·      Setelah hasil tes diperoleh maka dapat klasifikasikan ke dalam Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.
Tabel 5.1. Norma Penskoran Kekuatan Otot Lengan Putra
No.
Klasifikasi
Standar Skor
1.
Sangat Baik
> 44
2.
Baik
34-43
3.
Sedang
25-33
4.
Kurang
18-24
5.
Kurang Sekali
< 17

Tabel 5.2. Norma Tes Kekuatan Otot Lengan Putri
No.
Klasifikasi
Standar Skor
1.
Sangat Baik
> 39
2.
Baik
30-38
3.
Sedang
22-29
4.
Kurang
15-21
5.
Kurang Sekali
< 14

b.   Handgrip Dynamometer Test
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kekuatan otot tangan yang dimiliki oleh seseorang, dengan menggunakan alat handgrip dynamometer. Tes ini dapat mengukur kekuatan statis otot-otot tangan. Tes ini memiliki face validity dan reliabillitas sebesar 0,90 (Johnson, 1979). Untuk melaksanakan tes ini, diperlukan beberapa tata cara, di antaranya adalah:
1)   Alat Perlengkapan
§  Ruangan/Lapangan.
§  Handgrip dynamometer.
§  Peluit.
§  Alat tulis.
2)  Petunjuk Pelaksanaan
§  Testee melakukan stretching terlebih dahulu sebelum tes dimulai.
§  Testee berdiri rilex, dengan memegang alat handgrip. Setelah aba-aba “ya” testee meremas hand dynamometer sekuat mungkin.
§  Pastikan jarum handgrip dynamometer mengarah pada angka 0 (nol) sebelum testee meremas.
§  Testee meremas dengan sekuat mungkin dan ditahan antara 2-3 detik.
§  Testee diberikan 2 kali kesempatan dan istirahat 30 detik di antara setiap ulangan.
3)  Penskoran
§ 
Penskoran dilakukan dengan cara, melihat jarum angka pada handgrip dynamometer yang menunjukan kekuatan yang dihasilkan. Perhatikan Gambar 5.2







Gambar 5.2. Handgrip Dynamometer
4)   Norma Penskoran
§  Setelah hasil tes diperoleh maka dapat klasifikasikan ke dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Norma Penskoran untuk Usia 16-19 tahun
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Laki - Laki
> 56
51-56
45-50
39-44
< 39
Perempuan
> 36
31-36
25-30
19-24
< 19
Sumber: Davis B. et al (dalam Mackenzie 2005)
c.    Back Dynamometer Test
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kekuatan otot punggung yang dimiliki oleh seseorang, dengan menggunakan alat back dynamometer. Tes ini memiliki tingkat validitasnya sebesar 0,97 dan reabilitasnya sebesar 0,97. Untuk melaksanakan tes ini, diperlukan beberapa tata cara, di antaranya adalah:
1)   Alat Perlengkapan
§  Ruangan/Lapangan.
§  Back Dynamometer.
§  Peluit.
§  Alat Tulis.
2)   Petunjuk Pelaksnaan
§  Testee melakukan stretching terlebih dahulu sebelum tes dimulai.
§  Testee berdiri di atas back dynamometer.
§  Kedua tangan memegang besi pegangan.
§  Kedua siku lurus dan punggung dibongkokan membentuk sudut 30° terhadap garis vertikal, kedua kaki lurus.
§  Setelah aba-aba “ya” tarik tongkat pegangan ke atas sekuat mungkin dengan cara meluruskan punggung.
§  Tumit tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus.
§  Testee diberikan 2 kali kesempatan.

3)   Penskoran
§  Penskoran dilakukan dengan cara, kekuatan otot punggung dapat dilihat pada alat back dynamometer.
§ 





Skor yang diambil adalah skor yang terbaik dari 2 kali kesempatan. Perhatikan Gambar 5.3



Gambar 5.3. Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Punggung
4)   Norma Penskoran
§  Setelah hasil tes diperoleh maka dapat klasifikasikan ke dalam Tabel 5.4.
Tabel. 5.4. Norma Penskoran Tes Kekuatan Otot Punggung
No.
Laki-Laki
Norma
Perempuan
1.
>259,5
Baik Sekali
> 219,5
2.
187,5-259
Baik
171,5-219
3.
127,5-187
Sedang
127,5-171
4.
84,5-127
Kurang
81,5-127
5.
<84
Kurang Sekali
< 81

d.   Leg Dynamometer Test
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kekuatan otot tungkai yang dimiliki oleh seseorang, dengan menggunakan alat leg dynamometer. Tes ini memiliki tingkat validitas sebesar 0,60 dan reliabilitas sebesar 0,65. Untuk satuannya adalah kilogram (Kg). Untuk melaksanakan tes ini, diperlukan beberapa tata cara, di antaranya adalah:
1)   Alat Perlengkapan
§  Ruangan/Lapangan.
§  Leg dynamometer.
§  Peluit.
§  Alat tulis.
2)   Petunjuk Pelaksanaan
§  Testee melakukan stretching terlebih dahulu sebelum tes dimulai.
§  Testee berdiri di atas leg dynamometer, tangan memegang handel, badan tegak, kaki ditekuk sudut kurang lebih 45 derajat.
§  Panjang rantai disesuaikan dengan kebutuhan testee.      
§  Setelah aba-aba ”ya”, testee menarik handel sekuat mungkin dan meluruskan lutut sampai berdiri tegak.
§  Testee diberikan 3 kali kesempatan.
3)   Penskoran
·      Penskoran dilakukan dengan cara, skor kekuatan otot tungkai dapat dilihat pada alat pengukuran leg dynamometer.
·      Skor yang diambil adalah skor yang terbaik dari 3 kali kesempatan. Perhatikan Gambar 5.4.





Gambar 5.4. Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai
4)   Norma Penilaian
·      Setelah hasil tes diperoleh maka dapat klasifikasikan ke dalam Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.



Tabel 5.5. Norma Penskoran Kekuatan Otot Tungkai Putra
No.
Klasifikasi
Standar Nilai
1.
Sangat Baik
> 55
2.
Baik
45-54
3.
Sedang
34-44
4.
Kurang
27-33
5.
Kurang Sekali
< 27

Tabel 5.6. Norma Penskoran Kekuatan Otot Tungkai Putri
No.
Klasifikasi
Standar Nilai
1.
Sangat Baik
> 37
2.
Baik
27-36
3.
Sedang
19-26
4.
Kurang
14-18
5.
Kurang Sekali
< 14
Sumber: Kemempora (2005)

Comments

Popular posts from this blog