TUGAS 6.
Coba pelajari dan amati terkait Materi Unsur kondisi fisik Kelincahan (Agility) lalu praktekan sesuai petunjuk pelaksanaan tes dibawah ini masing-masing mahasiswa per kelompok bergantian, catat skor dan klasifikasi yang didapat di kertas HVS.
Tes dan Pengukuran
Kelincahan (Agility)
Defiinisi Kelincahan
Kelincahan merupakan komponen kondisi fisik yang sangat penting
dan dibutuhkan dalam setiap cabang olahraga permainan seperti bola basket,
sepak bola, bola tangan dll. Untuk menjelaskan mengenai pengertian kelincahan
penulis mengutip pendapat Harsono (1988) bahwa "agility is the ability to change direction quickly and accurately while
in movement without losing balance". Maksud penjelasan tersebut
kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan arah
secepat-cepatnya dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya. Oxendine (1968) menjelaskan bahwa "Agility is speed in changing body position
or direction.” Lebih lanjut menurut Waghmare (2012) “Agility is defined as the physical ability which enables an individual
to rapidly change body position and direction in a precise manner.” Arti
penjelasan tersebut kelincahan didefinisikan sebagai kemampuan fisik yang memungkinkan seorang
individu dengan cepat mengubah posisi dan arah tubuh dengan
cara yang tepat.
Setelah mengetahui definisi dari
kelincahan, maka untuk menigkatkan komponen kelincahan seseorang dapat
menerapkan metode latihan boomerang run,
zig-zag run, t-test dll.
Hexagonal Obstacle Test
Tujuan tes ini adalah untuk mengukur
kelincahan seseorang yang berusia 10 tahun s/d tingkat mahasiswa/atlet, dengan
menggunakan hexagonal obstacle test (Mackenzie, 2005). Untuk
melaksanakan tes ini, diperlukan beberapa tata cara, di antaranya adalah:
1) Alat
perlengkapan
§ Lapangan.
§ Peluit.
§ Stop
watch.
§ Cones.
§ Alat tulis.
2)
Pelaksanaan
§ Testee melakukan
streching terlebih dahulu sebelum tes dimulai.
§ Testee berdiri di tengah-tengah segi enam (hexagonal) dengan menghadap ke garis A.
§ Setelah
aba-aba “ya”, testee melompat dengan menggunakan kedua kaki melewati garis B
dan kembali ke tengah, kemudian melewati garis C dan kembali ke tengah,
kemudian garis D dan seterusnya.
§
Ketika
testee melompat melewati garis A s/d kembali ke garis A dianggap sebagai satu
putaran.
§
Testee
melakukan 3 kali putaran.
§ Testee
diberi kesempatan 2 kali kesempatan.
§ Jika
dalam pelaksanaan tes salah melangkah harus di ulang kembali.
§ Pencatat
waktu menghitung waktu testee.
3) Penskoran
§
Penskoran
dilakukan dengan cara mencatat waktu setelah melakukan 3 putaran. Perhatikan
Gambar 5.23.
Gambar
5.23. Hexagonal Obstacle Test
4) Norma
Penskoran
§
Setelah
hasil tes diperoleh maka dapat klasifikasikan ke dalam Tabel 3.30.
Tabel 5.30. Norma Penskoran Hexagonal
Obstacle Test
Laki-Laki
|
Kriteria
|
Perempuan
|
< 11.2 detik
|
Sangat Baik
|
< 12.2 detik
|
11.2 – 13.3 detik
|
Baik
|
12.2 -15.3 detik
|
13.4 -15.5 detik
|
Sedang
|
15.4 – 18.5 detik
|
15.6 – 17.8 detik
|
Kurang
|
18.6 – 21.8 detik
|
17.8 detik
|
Kurang Sekali
|
21.8 detik
|
Comments
Post a Comment